Teori, Konsep, Variabel, dan Hipotesis
Teori,
Konsep,
Teori, Konsep, Variabel, dan Hipotesis merupakan penentu utama suatu riset ilmiah, maupun jurnal penelitian yang valid. Semuanya merupakan komponen penting dalam penelitian ilmiah. Teori, konsep, variabel, dan hipotesis saling terkait dan saling mendukung dalam proses penelitian. Namun, apakah kita tahu akan fungsi keempat elemen ini dan bagaimana penerapan mereka dalam jurnal ilmiah?
· Teori
Teori
merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena secara sistematis. Teori dibangun berdasarkan hasil
pengamatan dan penelitian yang sistematis. Tujuan teori yaitu untuk menjelaskan
fenomena yang terjadi, memprediksi fenomena yang akan terjadi,
dan mengontrol fenomena yang terjadi.
Teori
memiliki peran yang besar dalam penelitian karena dengan unsur ini penelitian
mencoba menerangkan fenomena sosial atau alam yang menjadi pusat perhatiannya
agar lebih mudah dipahami masyarakat awam. Contohnya, Teori pembelajaran
sosial menyatakan bahwa perilaku manusia dapat dipelajari melalui pengamatan
dan peniruan.
· Konsep
Konsep
adalah abstraksi dari suatu fenomena yang dapat diamati. Konsep dapat
didefinisikan secara operasional, yaitu dengan memberikan batasan-batasan yang
jelas tentang bagaimana konsep tersebut akan diukur. Konsep juga bisa diartikan
sebagai istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan gejala secara
abstrak. Tujuan konsep terdiri dari menangkap esensi dari fenomena
yang terjadi, mempermudah komunikasi antar peneliti, disertai
dengan mempermudah pengukuran variabel.
Dalam
penelitian, konsep harus dirumuskan secara operasional agar dapat diteliti
secara empiris dengan mengubahnya menjadi variabel. Contohnya, konsep yang
relevan dengan teori pembelajaran sosial adalah konsep penghargaan dan hukuman.
· Variabel
Variabel
sendiri adalah konsep yang dapat diukur dan dimanipulasi, di mana Variabel
dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat, meskipun ada 1 jenis variabel lagi yang terkadang digunakan, yaitu
variabel kontrol. Variabel bebas adalah variabel yang diduga mempengaruhi
variabel lain, Variabel terikat adalah variabel yang diduga dipengaruhi oleh
variabel bebas. Dan variabel control adalah variabel yang tidak
menjadi perhatian tujuan penelitian, tetapi dikontrol karena dapat memengaruhi
hasil. Tujuan variabel ada 3, yaitu; mengukur fenomena yang
terjadi, mengembangkan hipotesis, juga melakukan
analisis data.
Satu
sisi, variable berperan untuk mengukur dan menganalisis data dalam penelitian
yang bersifat kuantitatif. Contohnya, variabel bebas adalah
penghargaan dan variabel terikat adalah perilaku, sementara variabel
kontrolnya dapat seperti jenis penghargaan, jumlah penghargaan, dan kondisi
lingkungannya.
· Hipotesis
pernyataan
yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih secara operasional yang siap
diuji secara empiris. Biasanya, hipotesis dapat dirumuskan dalam bentuk
pernyataan afirmatif atau negatif. Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap permasalahan yang sedang diteliti dan merupakan instrumen kerja dari
suatu teori. Tujuan hipotesis terdiri dari menguji teori, menemukan
hubungan antar variabel, serta menjelaskan fenomena yang terjadi.
Contoh
Hipotesis dapat seperti "Perilaku seseorang akan lebih mungkin
diulang jika perilaku tersebut mendapatkan penghargaan daripada hukuman."
Keempat
hal ini saling mendukung dan saling terkait dalam penelitian maupun jurnal
ilmiah. Kesamaan antara teori, konsep, variabel, dan hipotesis adalah
semuanya merupakan komponen penting dalam penelitian ilmiah, dan keempatnya
berkaitan dengan fenomena yang dapat diamati. Suatu jurnal penelitian dapat
didefinisikan secara operasional dengan keempat elemen yang dapat diuji
kebenarannya semua. Dari kesamaan yang dimiliki keempat elemen tersebut, ada
juga perbedaan-perbedaan yang membedakan fungsi mereka satu sama lainnya.
Berikut kegunaan mereka dalam penelitian dalam penjelasan yang lebih rinci:
Pertama, teori menjelaskan fenomena yang terjadi. Teori
dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa suatu fenomena terjadi. Misalnya,
teori pembelajaran sosial dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa perilaku
manusia dapat dipelajari melalui pengamatan dan peniruan. Teori mampu
memprediksi fenomena yang akan terjadi. Teori dapat digunakan untuk memprediksi
kemungkinan terjadinya suatu fenomena.
Apabila
divisualisasikan, teori ekonomi dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinan
terjadinya inflasi. Mengontrol fenomena yang terjadi. Teori dapat digunakan
untuk mengendalikan suatu fenomena. Misalnya, teori manajemen dapat digunakan
untuk mengendalikan proses produksi.
Kedua, konsep menangkap esensi dari fenomena yang
terjadi. Konsep dapat digunakan untuk menangkap esensi dari suatu fenomena yang
terjadi. Misalnya, konsep "kecerdasan" dapat digunakan untuk
menangkap esensi dari kemampuan seseorang untuk belajar dan memecahkan masalah.
Konsep empermudah komunikasi antar peneliti, dapat digunakan untuk mempermudah
komunikasi antar peneliti.
Contohnya,
konsep "kecerdasan" dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan
peneliti lain tentang kemampuan seseorang untuk belajar dan memecahkan masalah.
Selain itu, konsep Mempermudah pengukuran variabel. Misalnya, konsep
"kecerdasan" dapat digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang untuk
belajar dan memecahkan masalah.
Ketiga, variabel secara keseluruhan memiliki peran dalam
mengukur fenomena yang terjadi. Variabel dapat digunakan untuk mengukur
fenomena yang terjadi. Misalnya, variabel "kecerdasan" dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang untuk belajar dan memecahkan
masalah. Selain itu, variabel Mengembangkan hipotesis. Hipotesis dapat
dikembangkan dengan menghubungkan variabel bebas dan variabel terikat.
Misalnya,
hipotesis yang dapat diajukan adalah "Tingkat kecerdasan seseorang akan
meningkat jika diberikan pelatihan tertentu." Melakukan analisis data.
Variabel digunakan untuk melakukan analisis data dalam penelitian. Misalnya,
uji t digunakan untuk menguji hipotesis tentang perbedaan rata-rata antara dua
kelompok.
Terakhir, hipotesis berperan dalam menguji teori. Hipotesis
digunakan untuk menguji kebenaran teori. Misalnya, hipotesis yang dapat
diajukan untuk menguji teori pembelajaran sosial adalah "Tingkat
kecerdasan seseorang akan meningkat jika diberikan pelatihan tertentu.Di satu
sisi, Hipotesis ditujukan untuk menemukan hubungan antar variabel.
Umpamanya,
hipotesis yang dapat diajukan adalah "Ada hubungan antara tingkat
kecerdasan seseorang dengan prestasi belajarnya." Menjelaskan fenomena
yang terjadi. Hipotesis dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena yang
terjadi. Misalnya, hipotesis yang dapat diajukan adalah "Perilaku agresif
seseorang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal."
Dari keempat hal ini, ada 1 hal lagi yang perlu kita ketahui dalam penelitian, yaitu Konstruk. Sebenarnya, apa itu konstruk? Konstruk adalah istilah yang digunakan dalam penelitian untuk menggambarkan objek secara abstrak yang berada dalam tingkatan abstraksi yang lebih tinggi dari konsep dan diciptakan untuk tujuan tertentu. Konstruk merupakan jenis konsep tertentu yang dapat diamati dan diukur. Konstruk dapat didefinisikan secara konseptual karena mereka memiliki makna dalam istilah teoritis, bersifat bisa abstrak dan tidak perlu diamati secara langsung. Misalnya, konsep "kecerdasan" adalah konsep yang abstrak dan tidak dapat diamati secara langsung. Namun, dengan membatasi pengertiannya, konsep "kecerdasan" dapat menjadi konstruk yang dapat diamati dan diukur, misalnya dengan menggunakan tes IQ.
Konstruk dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu:
Konstruk tunggal adalah konstruk yang terdiri dari satu unsur atau ciri utama. Misalnya, konstruk "kecerdasan" dapat dikategorikan sebagai konstruk tunggal karena terdiri dari satu unsur utama, yaitu kemampuan untuk berpikir secara logis dan memecahkan masalah.
Konstruk majemuk adalah konstruk yang terdiri dari dua atau lebih unsur atau ciri. Misalnya, konstruk "motivasi" dapat dikategorikan sebagai konstruk majemuk karena terdiri dari dua unsur utama, yaitu faktor dorongan dan tujuan.
Konstruk secara sederhananya sangat subyektif dan sulit untuk digunakan dalam studi penelitian. Pikiran subyektif ini tidak dapat diukur pada skala statistik. Konstruk harus dikonversi menjadi variabel sehingga dapat diukur. Dalam penelitian, konstruk perlu didefinisikan secara operasional agar dapat diukur, di mana Definisi operasional merupakan penjelasan tentang bagaimana suatu konstruk dapat diukur dengan menggunakan indikator konkrit. Indikator konkrit adalah hal-hal yang dapat diamati dan diukur yang mewakili suatu konstruk.
Misalnya, konstruk "kecerdasan" dapat didefinisikan secara operasional sebagai kemampuan untuk berpikir secara logis dan memecahkan masalah. Indikator konkrit untuk konstruk ini dapat berupa tes IQ, tes kemampuan verbal, dan tes kemampuan spasial. Dengan mendefinisikan konstruk secara operasional, peneliti dapat mengukur konstruk tersebut dengan menggunakan instrumen atau alat ukur yang valid dan reliabel.
Comments
Post a Comment